Aku melihatmu dari sudut pandang yang berbeda jika yang lain melihat mu dari sudut pandang fungsinya, aku melihatmu dari sudut pandang senimu.
Kau yang banyak terbuat dari kayu, aku melihatmu sekarang dari kayu. Entah yang lain membuatmu dr plastik, ataupun logam, tapi aku senang melihatmu dengan ukiran tangan manusia dari layu. Seni terlihat jelas disitu.
Kau lebih adem, kau lebih nyaman jika aku melihatmu dengan kayu dan ukurannya. Senimu indah seindah segala ciptaannya.
Maha Besar Dia dengan segala Seni ciptaannya.
Entah dari mn sejarahnya kau dibuat manusia. Entah kapan pertama kali kau diciptkan aku belum menemukan dan mencari itu. Sungguh aku terlalu apatis jika menulismu tapi tak mengerti dirimu.
Siang jumat ini aku ingin menulis. Menulis untuk dikenal atau hanya ingin menulis. Aku sendiri juga tak tau apa maksudku menulis ini. Yang penting ak uh menulis karena itu hobiku.
Aku mendudukimu.
Kau yang berada di bawah kaca depan rumahku.
Terlihat panjang kau kulihat dengan sudut pandang di sisi sampingnya.
Kau seimbang. Dengan empat kaki dibawahnya. Sesuka si pembuat. Panjang pendek. Tinggi rendah.
Dengan tujuan masing masing.
Kau selalu diduduki tamuku tamu ibuku tamu kakaku atau orng yang sekedar ingin mendudukimu.
Kau seni yang menambah keindahan ruang depan rumahku.